SERIUS : Suasana seminar pendidikan di Pesantren Dzikir Al Fath PASIM Sukabumi, Sabtu (15/1). foto:sri/radarsukabumi
GUNUNGPUYUH -- Untuk mewujudkan Kota Sukabumi sebagai kota pendidikan, diperlukan konsep yang pendidikan yang punya pengaruh dan benar-benar diaplikasikan dengan nyata di lapangan. Salah satu konsep untuk mewujudkan kota pendidikan di Kota Sukabumi, yaitu dengan lebih mengedepankan pendidikan umum yang dibarengi dengan pendidikan akhlak. Konsep seperti ini nantinya bukan hanya berlaku bagi siswa saja, melainkan juga berlaku bagi pihak sekolah, khususnya para guru. "Nantinya bukan hanya guru agama saja yang menanamkan pendidikan tentang akhlak kepada siswa, melainkan juga guru mata pelajaran umum lainnya harus mampu memberikan pelajaran agama kepada siswanya. Selain bimbingan dari orang tua ," kata Direktur STIE PASIM Sukabumi, Fajar Laksana saat ditemui Radar Sukabumi disela-sela pelaksanaan seminar pendidikan di Pesantren Dzikir Al Fath PASIM Sukabumi, Sabtu (15/1). Sebagai pembicara dalam seminar tersebut hadir Kabid PNFI Disdik Kota Sukabumi Suyana dan Ade Juanda dari MUI Kota Sukabumi. Dijelaskan Fajar, membangun akhlak bagi para siswa bisa dilakukan bilamana ada pembiasaan dan harus ada contoh. " Salah satu contohnya adalah, pihak sekolah juga harus bisa mendesain manajemen sekolah yang bagus, khususnya bagi guru ketika mengajar hendaknya memberikan contoh akhlak yang bagus pula," ujarnya. Saat ditanya terkait banyaknya saksi tawuran antara pelajar di Kota Sukabumi akhir-akhir ini, menurut Fajar tidak serta merta kesalahan para siswa yang terlibat tawuran, melainkan juga ada kesalahan di dalam manajemen pendidikan. Hal ini akibat dari pemisahan antara pendidikan umum dengan agama, sehingga ketika mereka melakukan tawuran, mereka berfikir ini bukan perbuatan yang dosa. " Kembali lagi, sangat penting sekali tidak hanya mengandalkan guru agama untuk memberikan pendidikan agama kepada siswa. Melainkan juga semua guru harus bisa memberikan pendidikan agama," terangnya. Lebih lanjut Fajar menjelaskan, untuk meredam aksi tawuran antar siswa perlu adanya penambahan aktifitas pelajaran atau ekstrakulikuler di setiap sekolah. Sehingga waktu mereka seharian, hanya untuk disekolah saja dan tidak diluar. Terlebih saat ini pergaulan remaja sudah sangat bebas sekali, dengan meniru gaya-gaya dari buadaya luar. " Meskipun peran orang tua sangat penting, namun ketika anak berada di sekolah dan ketika melakukan tawuran merupakan tanggung jawab pihak sekolah. Untuk itu perlu ada sanksi tegas bagi siswa yang melaksanakan tawuran," pungkasnya. (sri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar